Rabu, 16 Mei 2012

penyakit pada tanaman jagung


PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian diarahkan untuk kelestarian swasembada beras, mencapai swasembada jagung dan kedelai dan meningkatkan produksi palawija lainnya. Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.
Tanaman jagung merupakan bahan baku industri pakan dan pangan serta sebagai makanan pokok di berbagai daerah di Indonesia. Karena cukup beragamnya kegunaan dan hasil olahan produksi tanaman jagung tersebut diatas dan dan termasuk sebagai komoditi tanaman yang penting, maka perlu ditingkatkan produksinya secara kuantitas dan ramah lingkungan / berkelanjutan.
Cedawan yang menjadi pathogen tanaman, mengganggu proses-proses fisiologis pada tanaman yang menjadi inangnya dalam pembahasan ini adalah jagung. Gangguan yang terus menerus merugikan aktivitas tanaman disebut penyakit tanaman. Cendawan merugikan tanaman dalam hal pengangkutan zat cair dan garam mineral, mengganggu proses fotosintesa, serta mengganggu pengangkutan hasil-hasil proses fotosintesa. Cendawan dapat merusak akar, batang, daun,buah, dan bunga, serta hasil tanaman di tempat penyimpanan.
Penyakit yang sering menyerang tanaman jagung antara lain adalah penyakit bulai (Downy mildew), penyakit bercak daun (Leaf bligh), penyakit karat (Rust), penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut), dan penyakit busuk tongkol dan busuk biji.
Penyakit Pada Tanaman Jagung
Penyakit yang penting diperhatikan dan sering menyerang tanaman padi antara lain adalah:
1. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Sclerospora maidis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270C ke atas serta keadaan udara lembab.
Gejala:
(1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih
(2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi
(3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Cendawan menyebar pada konidia melalui infeksi pada stomata atau lentisel. Perkembangan cendawan sangat cepat pada keadaan lembab, curah hujan tinggi, pemupukan N yang berat, dan sifat fisik tanah yang berat/liat
Pengendalian:
(1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan;
(2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan;
(3) cabut tanaman terserang dan musnahkan/dibakar;
(4) perlakuan benih dengan fungisida yang mengandung belerang atau tembaga, agar konidia yang terbawa oleh benih tidak tumbuh.
2. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum.
Gejala:
(1) pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat
(2) bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun
(3) semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua.
(4) Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat.
Cendawan dapat menyebar melalui angina, aliran air, atau disebarkan oleh serangga.
Pengendalian:
(1) pergiliran tanaman
(2) mengatur kondisi lahan, misalnya dengan mengatur jarak tanam agar kelembaban udara disekitar tanaman tidak terlalu tinggi
(3) Prenventif diawal dengan fungisida
3. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw.
Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang.
Temperature yang agak dingin (16-230C)cocok untuk perkembangan cendawan karat, daun yang muda lebih rentan/peka atau terinfeksi daripada daun yang tua
Pengendalian:
(1) mengatur kelembaban
(2) menanam varietas tahan terhadap penyakit
(3) sanitasi kebun
(4) memangkas dan membakar daun yang terserang
(5) semprot dengan fungisida
4. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC.
Gejala:
(1) masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan pada biji jagung
(2) mula-mula berwarna putih, lama-kelamaan biji jagung yang bengkak berwarna hitam
(3) Klobot yang membungkus jagung akan terdesak kesamping, sehingga sebagian biji jagung yang bengkak tersembul keluar
(4) akhirnya biji jagung akan pecah, dan tersebarlah spora yang berwarna hitam berhamburan dan mengeluarkan kelenjar (gall)
Pertumbuhan dan penyebarn pathogen cocok pada kondisi kering disertai suhu tinggi pada awal pertumbuhannya. Penyebaran pathogen melalui benih (seed borne), tanah, aliran air, dan angin.
Pengendalian:
(1) mengatur kelembaban
(2) memotong bagian tanaman dan dibakar
(3) menanam varietas resisten
(4) perlakuan benih dengan fungisida.
5. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.pembusukan dimulai pada pangkal tongkol.
Pengendalian:
(1) menanam jagung varietas tahan
(2) pergiliran tanam
(3) mengatur jarak tanam
(4) perlakuan benih
(5) pemberian fungisida di awal tanam.
KESIMPULAN
1. Penyakit yang sering menyerang tanaman jagung antara lain adalah penyakit bulai (Downy mildew), penyakit bercak daun (Leaf bligh), penyakit karat (Rust), penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut), dan penyakit busuk tongkol dan busuk biji.
2. Penyebaran penyakit pada tanaman jagung pada umumya akan cepat terjadi pada keadaan lingkungan yang lembab.
3. Pengendalian penyakit yang menyerang jagung pada dasarnya hampir sama yaitu melakukan penggiliran tanaman, memberikan/menyemprotkan fungisida, mengatur jarak tanam dan membuang bagian tanaman yang sudah terjangkit penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Budidaya Jagung. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-jagung.html. Diakses pada tanggal 11 Mei 2009.
Anonim. 2009. Jagung Manis. http://iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2. Diakses pada tanggal 11 Mei 2009.
Anonim. 2009. Budidaya Tanaman Jagung. http://iptek.net.id/ind/teknologi_ pangan/index.php?mnu=2. Diakses pada tanggal 11 Mei 2009.
Tjahjadi, Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta